Rabu, 19 Februari 2014


Rahmayani
Kelas 2 C TMI



Alhamdulillah hanya menunggu dua hari lagi ujian semester satu pun usai, dan Ustadz/Ustadzah ponpes Al-Mizan pun merencanakan untuk mengadakan study tour ke Bandung. Semua santri sibuk membicarakan tentang kegiatan study tour itu.
“Dina..Dina, memang benar ada study tour ke Bandung?” Tanya Rahma dengan muka yang tidak sabar untuk mengetahuinya.
“Iya. semua teman-teman juga membicarakan tentang itu, jika kamu ingin tahu lebih jelas lihat saja di madding..ada koo…”
”Weiii teman-teman!!akan ada study tour ke Bandung!!”  teriak Odhong.
“Memang kapan pembukaan dan dimulainya?” tanya Syifa.
“Oh katanya sih, pembukaannya dimulai besok dan acaranya dimulai nanti tanggal 07 Januari.” Odhong menimpali.
            Keesokan harinya Ustadz dan Ustadzah mengumumkan pendaftaran study tour dan pendaftaran dibuka, seluruh santri berbondong-bondong mendaftakan diri untuk mengikuti study tour, dan mungkin sudah terkumpul hampir 400 orang yang mendaaftarkan diri ke panitia, terutama kelas 2 TMI, mereka sangat bersemangat sesemangat mereka menghadapi sarapan pagi.
”Bagaimana dengan santri-santri yang tidak mengikuti kegiatan itu?” Ratu pun bertanya
“Tenang saja, kita tidak usah khawatir karena walaupun mereka tidak ikut mereka pasti akan merasakan senang juga karena pondok akan mengajaknya ke Cikole” Jawab TB.
***
Wajah-wajah tak sabar Aulia, Fitri, Ega, Fatma dan Widi,… sibuk mempersiapkan bekal untuk kebutuhan slama di Bandung dan kamar firdaus pun ribut dengan, memmpersiapkan tasnya masing-masing. Koperasi pelajar penuh sesak, mungkin mereka beli bekal yang banyak.
Satu persatu dari mereka menaiki bus yang sudah ditentukan oleh panitia. Semua girang bukan kepalang, pak sopir mulai menyalakan mobil dan siap untuk menghantarkan kami ke tempat tujuan. Bis melaju dengan sedang, dan cukup menempuh waktu 6 – 7  jam untuk sampai ke kota Bandung.
Satu persatu mata tertutup, bus mulai sunyi senyap. Setelah sampai kami sontak berteriak girang dan turun dengan wajah gembira di Tangkuban Parahu. Asap dari kawah dan belerang beradu tiupan dan menutupi batu-batuan yang ada di sekitar gunung itu, panaroma yang tidak ada di kampung kelahiran kami.
            Setelah puas menikmati keindahan Tangkuban Perahu kami melanjutkan perjalanan menuju tempat ke dua, Maribaya. Hanya satu jam dari Tangkuban Parahu.
”Wow! menakjubkan sekali, subhanallah!” ujar wajah polos Chika.
Kami melihat air terjun yang deras dan indah.
Malam ini wisma Politeknik Pos Indonesia dipenuhi ratusan santri, ya itulah kami yang memang menginap. Rasanya nikmat merebahkan badan dan mata kami sudah lelah di atas kasur. Tiap kamar berisi empat orang. mereka pun tidur lelap.
            Pagi-pagi buta seluruh santri dihimbau untuk lari pagi bersama mengelilingi halaman wisma, mereka menggerak-gerakan badan dengan giat, setelah itu mereka mandi dan bersiap-siap melanjutkan perjalanan menuju Museum Asia-Afrika, ruangan yang dulu dipakai pertemuan pemimpin-pemimpin negara Asia-Afrika, Riska duduk dengan santai sambil mendengarkan penjelesan sejarah pemerintah melakukan konferensi oleh pengelola museum tersebut.
            “oooow! Ada apa sih? Yayang berisik banget! Tanya Rada sambil bertelo-telo
“aku tadi melihat benda-benda yang digunakan saat zaman dahulu”.
“Maksudnya?” Tanya Cicin, Rahma dan Bella serempak.
”Aku melihat pengeras suara dan kamera kuno.” Jawabnya.
mereka semua penasaran ingin melihatnya dan langsung mengikuti kemana Yayang pergi. Ternyata bukan dua benda yang disebutkan Yayang  saja yang ada, tetapi masih banyak yang lainnya juga, seperti tulisan, pakaian, dan kursi kuno.
            Seusai berjelajah ke setiap penjuru ruangan yang ada di museum KAA, kami melanjutkan perjalanan menuju Saung Mang Udjo, ketika Fuji menurunkan kakinya dari bus hawa dingin dan sejuk menyentuh permukaan kulitnya. Di pintu masuk kami diberi kalung angklung dan minuman sebagai tanda masuk.
            Setelah melaksanakan shalat dzuhur, saatnya menyaksikan penampilan anak-anak Saung Mang Udjo. Diawali dengan pertunjukan wayang golek, semua mata tertuju ke arah wayang yang sedang dimainkan oleh sang dalang, walaupun terlihat agak menyeramkan melalui tangan lincah sang dalang kami dibuat tertawa oleh polah lucu para golek. Disusul dengan tari topeng yang dimainkan anak-anak usia SD kelas 3 dan 4.
“Aduh bisa gak ya aku seperti mereka.” Ujar Bella dengan konyol dan antusias akan tarian itu.
Semua tertawa mendengar pertanyaan konyol Bella. Setelah itu kami bermain angklung bersama dipandu oleh Kak Femi, semua bergembira ria menikmati alunan angklung.
            Kali ini tujuan kami adalah Cihampelas, untuk apa lagi kalau bukan untuk berbelanja, salah satu pusat perbelanjaan yang Bandung. Kami membeli pernak-pernik, jajanan khas Bandung, kaos, beli ini, beli itu dan lain-lain. Tak ketinggalan hampir semua peserta tour membeli peunyeum Bandung, karena makanan tersebut sangat khas dan hanya terdapat di daerah Jawa Barat. Sebelum melanjutkan perjalanan pulang kami singgah dulu di salah satu restaurant padang di sana untuk makan malam lalu go to our beloved campus.
            Tak terasa, sekitar pukul dua belas malam ternyata kami telah sampai di pondok, sayangnya kami harus berjalan kaki sejauh satu kilometer  untuk sampai di asrama. Karena untuk menaiki jasa ojek itu tidak mungkin dan tentunya tidak diperbolehkan.
            Ngantuk, mata merah karena bangun tidur, capek, pegel-pegel dan kondisi jalan yang gelap tak menghalangi kami untuk terus berjalan menuju pondok tercinta. Kami semua senang telah berkunjung ke tempat wisata yang dapat menambah rasa cinta dan bangga kepada tanah air, Indonesia.

0 komentar: