Senin, 10 Februari 2014



Abdurrahman
Kelas 4 A Tahfidz

Wudu adalah tangga menuju loteng sholat, tidak sah sholatnya seorang hamba, jika syarat dan rukun wudlu tidak terpenuhi, maka wudlu yang benar, saksama, hati-hati merupakan syarat mutlak bagi seorang hamba yang ingin reuni dengan Rabbnya.
           
Rasulullah  saw. bersabda:
“Barang siapa yang mengambil wudlu, lalu memperbaiki wudluya dan dia bersembahyang dengan tidak berbicara denga dirinya dla dua raka’at itu dengan sesuatu urusan duniawi, maka dia akan keluar dari dosa-dosanya seperti pada ketika ia dilahirkan”.

Dalam hadits yang lain Rasulullah  saw. bersabda:
“Barangsiapa yang wudlu lalu memperbaiki wudlunya itu, kemudian tangannya di angkat ke langit seraya membaca “aku bersaksi tiada tuhan selain Allah Maha Esa dan Maha Kuasa, tidak sekutu baginya, dan aku bersaksi sesugguhnya Muhamad itu utasa Allah, maka dibukakanlah baginya 8 pintu syurga dan dia pun boleh memasuki pintu-pintu syurga yang dia sukai”.

 Dan diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab ra pernah berkata:
“Sesungguhnya wudlu yang baik akan menghalangi/menjadi prisai bagi dirimu dari syaitan yang terkutuk”

Diriwayatkan lagi bahwa Allah berfirman kepada nabi Musa as “Hai Musa apabila engkau takut pada sultan, maka wudlulah dan perintahkan keluargamu untuk berwudlu, karena barang siapa yang berwudlu sesungguhnya mereka dalam keamananku, maka kami mengunci pintu rumahmu sehingga dapat wudlu dan wudlu pula semua yang ada di dalam rumah ini, lalu kami sembahyang dan ki telah merasa aman dari dirimi karena itu tadi kemudian kami bukakan pintu untukmu tidak ada lagi bagi kami rasa takut sebab kami telah masuk ke dalam perlindungan Allah swt. Dari segala bahaya.

Dari rentetan hadits di atas,  kita dapat menarik kesimpulanm, bahwa wudlu bukan hanya media penghubungan dengan Allah (sholat-red) tetpi juga sebagai perisai, pengundang rasa aman dan ketenangan.