Selasa, 18 Februari 2014


Mungkin masih teringat dalam benak kita, baru-baru ini didaerah Banten telah terjadi kejadian yang agak berbau sara yaitu tragedi cikeusik. Peristiwa ini menjadi isue nasional karena selain menelan korban jiwa dan materi juga kejadian-kejadian seperti ini bukan hanya terjadi di wilayah banten saja, akan tetapi sebelumnya juga telah terjadi didaerah-daerah dan wilayah lainnya, seperti jawa barat, NTB dls. Lalu masalah apa yang melararbelakingi maraknya kejadian-kejadian yang mengarah pada gerakan-gerakan anarkis dari sebagian kaum umat islam mayoritas ini ?

Jawabannya adalah karena Umat islam mayoritas merasa agama islam mereka  dihina dan dinodai oleh sebagian umat minoritas yang menganut faham Ahmadiyah. Dengan menganggap bahwa menurut kalangan mereka masih ada nabi yang terakhir selain nabi besar Muhammad SAW. Pertanyaannya Betulkah mereka meyakini ada nabi lain selain nabi besar kita Muhammad SAW.?? Untuk mengenal lebih banyak lagi tentang ahmadiyyah, tentunya marilah kita baca kembali sejarah singkat yang mengawali lahirnya umat islam aliran Ahmadiyyah ini.

Syahadat golongan Ahmadiyyah sama dengan syahadat kaum muslimin, Rukun iman dan rukun islam Ahmadiyyah sama juga dengan kaum muslimin, akan tetapi tujuan aliran Ahmadiyyah adalah berkeinginan menarik sebanyak-banyaknya pengikut dari kelompok orang-orang yang belum islam maupun yang sudah islam untuk ikut setia, taat dan berbai’at kepada Hadzrat Mirza Ghulam Ahmad dan juga harus meyakini seluruh pangkat, gelar dan kedudukannya pemimpinnya itu tanpa meragukan dan mempersoalkannya lagi.

Diantara pangkat, gelar dan kedudukan Mirza ghulam Ahmad dimata para pengikut-pengikut setianya dari golongan Ahmadiyyah adalah bahwa Ia sebagai SEORANG NABI TERMULYA, IMAM MAHDI YANG DINANTIKAN , dan AL-MASIH YANG DIJANJIKAN. Tidak sampai disitu saja, akan tetapi Aliran Ahmadiyyah juga mengklaim bahwa golongannya sebagai islam sejati satu-satunya yang hanya masuk surga  dari 73 golongan bagian dalam islam.
Dari pengklaiman sepihak yang berlebihan itu, justru telah menjadi benih pemecah belah kesatuan umat islam, dan mencabik-cabik rasa kenyamanan dan ketentraman mayoritas umat islam yang sudah lama menganut ajaran islamnya lebih dari 14 abad yang silam.

Lalu siapakah Mirza Ghulam Ahmad Itu???
Mirza Ghulam Ahmad adalah seseorang yang berasal dari desa Qadian, di daerah india sana. Yang lahir pada tanggal 13 februari 1835 M.yang mana ia menjadi pencetus lahirnya  Aliran Ahmadiyyah karena ia telah mengaku sebagai seorang Muhadats artinya orang yang diajak bercakap-cakap dengan (mutakallim) Allah SWT. Sehingga perkataan-perkataan Mirza Ghulam Ahmad dibukukan oleh pengikutnya dari aliran ahmadiyyah dan dijadikan oleh mereka sebagai wahyu muqoddas yang menjadi bahan rujukan dan pegangannya dalam menafsirkan dan mengartikan firman-firman Allah Alqur’an dan Alhadits.

Walaupun penetrasi dan penafsiran-penafsiran mereka tentang ayat-ayat kitab Allah banyak sekali yang bertentangan dengan penafsiran-penafsiran para ulama tafsir umat islam yang mayoritas pada umumnya dan terkesan dipaksa-paksakan menurut selera dan untuk kepentingan golongan mereka semata.
{“YUHARRIFUUNAL KALIMAH ‘AN MAWADI’IHA)
Salah satu contoh ayat dari berbagai ayat-ayat alqur’an yang di salah tafsirkan oleh golongan mereka dan sangat jauh berbeda makna pamahamannya dari kelompok-kelompok ahli sunnah wal jama’ah adalah surat al-ahzab ayat 40 tentang makna kalimat “KHOTAMAN NABIYYIN”Kata khotam menurut pendapat Ahmadiyyah bukan berarti “penutup” melainkan –mulia- jadi nabi Muhammad SAW bukan nabi penutup tetapi nabi yang mulia,

Selanjutnya Ahmadiyyahpun mengatakan kalimat khatam dapat pula dibaca ‘khatim’ yang berarti hiasan cincin bagi sang pemakainya, jadi Rasulullah SAW bagaikan hiasan cincin yang yang dipakai oleh nabi-nabi terdahulu (sumber buku selayang pandang ahmadiyyah hal. 34, Saleh A. Nahdi) Mereka juga mengartikan “KHOTAMAN NABIYYIN”  sebagai Cap atau Stempel dari pada nabi-nabi.

Pengakuan makna kiasan kepada nabi besar Muhammad SAW. Seperti Cincin, Cap dan Stempel jelas menghinakan nabi kita sendiri yang diagung-agungkan oleh umat islam seluruhnya sebagai rahmatan lil’alamien dan jelas juga dapat menodai dan menyakiti banyak hati kaum muslimin. Na’udzubillahi min hadza kullih’

Jadi sekarang sudah jelas, dari mana letak kesalahan dan penyimpangan yang salah dari ajaran Ahmadiyyah akan tetapi walaupun sudah jelas ada penyimpangan-penyimpangan yang nyata yang erat berkaitan dengan aqidah/ tauhid tentang perihal nubuwwah/kenabian, akan tetapi sudah seyogyanya kita umat islam mayoritas  yang tinggal di negara hukum tidak boleh juga lalu serta merta menghakimi mereka-mereka yang sudah terpedaya oleh penafsiran-penafsiran pimpinan mereka yang sesat dan meyesatkan. Akan tetapi kita seharusnya merangkul mereka kembali yang sudah lama tersesat jauh dan memberi pahamkan mereka tentang makna-makna nubuwwah/kenabian yang sebenar-benarnya, sesuai dengan al-qur’an dan as-sunah dan jalan yang diridhoi oleh Allah SWT, WALLAHU’ALAMU.

0 komentar: