Minggu, 16 Februari 2014



Santri Kelas II B Tahfidz


Detik berjalan seiring waktu, waktu berjalan menjadi hari, hari demi hari pun semakin berlalu, dan bulan pun silih berganti. Tinggallah kita menunggu hari yang paling menyenangkan, hari yang paling menggembirakan saat kita berbondong-bondong untuk berkurban dan menunaikan ibadah pada Allah SWT.

Seluruh santri dan masyarakat pondok rIbut akan berita menjelang Idul Adha. Ada yang bersorak riang, ada juga yang tak menghiraukan, tapi ada juga yang bersedih karena tak dapat merayakannya bersama keluarga di rumah. Di siang hari yang terik itu, terjadi keributan dikelas belakang atau yang dikenal dengan kelas tempat tokek-tokek mangkal, pada saat itu ustadzah berhalangan hadir sehingga pelajarannya menjadi pelajaran resting bagi kami, Hei,.. kalian sudah tahu belum , informasi perlombaan menjelang Idul Adha ? , Tanya seoorang santri. “Aku tahu, beritanya ada tertempel di madding kan?!, hadiahnya juga menarik ada “cambing cup” bagi juara umum yang bisa disate bareng satu kelas,  “wah , seru…,seru…, tapi ada berapa perlombaan ? ,” mmm, ada LCC, panca lomba, nasyid, sholawat, MTQ, busana muslim dan banyak lomba lainnya,,” hah,..perlombaannya sebanyak itu, kira-kira kita bisa gak, yaa??.” Tidak ada yang tak mungkin sebelum kita mencobanya, iyakan ?.” kami semua tersenyum dan mengangguk, tanda mengiyakan.

***
Hari semakin berlalu, perlombaan demi perlombaan mulai terlaksana, Ada yang menang ada yang kalah, namanya juga perlombaan, pasti ada kemenangan , pasti juga ada kekalahan, walaupun kami jarang menjadi yang pertama, tapi hampir disetiap perlombaan kami meraih peringkat 2 atau 3, itu pun kami bersyukur atas apa yang kami dapatkan, karena semua itu adalah hasil dan usaha kami sendiri,

“Lomba Mading”.. lomba Mading,..”teriak aini memecah keheningan, kamar, disaat orang-orang sedang beristirahat, “ssytt,… jangan berisik, kasihan yang lagi tidur”, “syifa kita belum buat madding, sementara besok adalah batas terakhir untuk mengumpulkannya, ,”seriuss..?? gimana nih…. Aku belum punya persiapan sama sekali..”cemas syifa,’ tenang syifa, aku udah pesan bahan-bahannya, tinggal uangnya aja yang belum, “hmn.. syukurlah, syukron yaa.. nanti biar aku ambil uang kasnya.” Aini tersenyum dan mengangguk.

***
Malam harinya, kami berkumpul, untuk bersama membuat madding seperti biasa, syifa memulai perkumpulannya terlebih dahulu, baru mulai membicarakan inti dari perkumpulan tersebut,”nah… sekarang kita akan buat madding, waktu kita tinggal sebentar lagi.. jadi aku harap kalian ngerjain tugas kalian,,masing-maisng dengan cepat dan baik, langsung aja, zahro buat gambar dan grafitinya, Rahma Bantu aku bentruk stereoform, ‘a  yo… bla.. bla… hingga semua anak mendapat tugasnya masing-masing. Cukup lama waktu untuk membuat madding demi hasil yang terbaik, kami rela begadang hingga jam menunjukan angka dua belas lewat sampai akhirnya kami kembali kekamar.
 
 ***
Esok harinya syifa selaku ketua kelas mengumpulkan madding pada bagian perlombaan madding, untunglah kami tidak terlambat. Ya .. walaupun madding kami tidak sebagus madding kelas lain. Sampailah akhirnya kami pada malam yang ditunggu-tunggu. Perlombaan Gema Takbir, dimana malam itu, kita ramai-ramai mengucapkan takbir untuk menyambut hari raya, sejenak kami teringat akan takbiran tahun lalu, saat kami merakannya bersama keluarga dirumah. “apa yang kalian lakukan disana? Semoga kalian senang seperti apa yang aku rasakan sekarang “gumam Ima” “hei:,’tegur putri, oh”.. ya ada apa?.” Ayo cepat, kita harus bersiap-siap sebentar lagi lomba akan dimulai,..”kami pun bersiap-siap dengan mengenakan kostum yang telah ditentukan..
Malam itu adalah malam yang paling menyenangkan, malam yang ramai akan takbiran yang bersahut-sahutan, setiap kelas ,mulai menampilkan penampilannya, masing-masing berusaha untuk menjadi yang terbaik dan meraih gelar pemenang, malam semakin larut, tapi semangat dan keceriaan santri almizan terus saja menghiasi malam yang paling menggembirakan itu.

***
Allahu..akbar..3x  laa ..ilahaillahu allahu akbar…
Allahu akbar  walillahilhamdu..

Suara takbiran terus bersahut-sahutan untuk menyambut hari nan adha, semua santri mulai bersiap-siap untuk melaksanakan sholat ied berjamaah di masjid riyadussolihin..

“untuk menyambut hari yang baru,, harus pake mukena yang baru dicuci juga dong...,haha… canda nisa…, “jangan lupa pakai minyak wangi biar lebih fresh, “tambah vivi, bertepatan pada pukul 06.30 pagi kami semua berangkat ke mesjid bersama, lalu kami masuk dan berjejer rapi bikin shof di masjid, sementara takbiran berjamaah dimasjid terus bersahut-sahutan dengan merdunya menambah kesyahduan di hari adha yang jauh dari keluarga, ketika kami tenggelam dalam perasaan dan pikiran kami masing-masing lalu timbul perasaan yang sedih karena lantunan takbiran itu seakan menjadi irama yang mengingatkan akan suatu saat dimana kami berkumpul bersama keluarga dan merayakannya di rumah, kami ingat ketika kami berlutut, bersalaman, dan bercengkrama dengan umi dan aby sebagai tanda maaf dan ampun kami, tak terasa kami menitikan air mata, butiran-butiran mutiara suci mulai turun membasahi pipi, menangis terlarut dalam kesedihan.., apalagi di tahun ini kami tak dapat merayakannya bersama orang-orang yang disayangi.

Tak lama waktu berselang kesedihan kami terusik dengan adanya pengumuman jadwal waktu sholat, petugas dan info qurban beserta doa yang disampaikan oleh ustadz asep sopyan sebagai ketua panitia ied al-adha… sampailah tibanya waktunya kita sholat hari raya, imam pun memulai shalat ied berjamaah. Kami semua bangkit dari tempat duduk kami bersiap-siap untuk mengikuti sholat berjamah..

“ALLAHUAKBAR….7X, suara takbir itu menjadi symbol dimulainya sholat iedil adha.

***
Selesai sholat dan khutbah hari raya, kami pun bersalam-salaman dengan guru-guru kami (ustadzah) , kemudian kakak-kakak kelas dan teman-teman semuanya dipondok. Sambil terus mengumandangkan takbiran, dengan hati yang riang dan senang..
“senang ya idul adha kali ini seru dan meriah.’” .”iiya sih .. tapi yang buat aku sedih hari aku gak dijenguk, ”mmm..mamaku jadi gak yang mudhifah kesini ?!.” sudahlahlah lebih baik kita keliling untuk silaturahim kesemua rumah ustadz-ustadz, kami semua mengangguk dan bersama-sama berkelililing untuk silaturahim dan bersalam-salaman.

***
Malam harinya adalah pengumuman pemenang, kami semua merasa gugup, ada sedikit harapan untuk menjadi juara umum, satu persatu lomba mulai diumumkan.., syifa maju untuk meraih hadiah atas lomba-lomba yang kami menangkan.., tapi,… takdir telah menentukan  lain. Kami tidak dapat meraih gelar juara umum karena masih ada yang nilainya lebih besar dari kelas kami yaitu kakak-kakak kelas III TMI.
 
***
Esok harinya, kami mendapat pengumuman bahwa sabtu malam ini akan ada tasyakuran bersama dari panitia dengan cara menyate masal. Sorak sorai riang terdengar dari setiap kelas., kami sangat senang atas berita tersebut. Disore hari pun kami mulai mempersiapkan bahan-bahan untuk nanti malam yang memang sudah disiapkan dan dibagi-bagikan gratis oleh panitia kepada setiap masing-masing kelas melalui pembimbing wali kelasnya. Kami tinggal memotong 2 paha kambing itu lalu memasukkannya kepada tusuk sate yang tersedia, setelah beres tinggallah kami menunggu waktu malam untuk merayakan pesta bakar-bakar sate masal…ha..haaa…
  
***
Setelah sholat isya kami pun segera mengganti baju dan bergegas berkumpul berkelompok dengan masing-masing kelasnya dilapangan. Ya disanalah kami akan menyate bersama. Sebelumnya kami telah menyiapkan tusukan sate lengkap dengan dagingnya disore hari.  tinggal kami menyalakan arang, memanggangnya dan membuat bumbu satenya yang sueedaaap..
“Hmmmm, gak tahan cium aroma nikmatnya….sabar dong’ kita harus makan bareng-bareng , tunggu semuanya matang.” udah nih angkat dulu .. Oh iya semuanya disiapkan , kami semua sibuk meyajikan ini dan itu.. setelah matang semua kami membuat satu barisan rapih yang saling berhadap-hadapan, dengan alas daun pisang dan taburan nasi putih memanjang yang siap disantap , semua sate pun diangkat dan diolesi dengan bumbunya, sesaaat diletakan berjajar.. kami langsung menyantapnya tanpa tak butuh waktu yang lama, makanan langsung habis kami serbu, Ya allah.. betapa indahnya malam yang terang benderang ini dengan kecerian para santri al-mizan semuanya, malam itu menjadi malam yang dibanjiri daging dan dipenuhi asap sate disetiap lorong sudut Al-Mizan..


“SUNGGUH ALLAH TELAH MENURUNKAN NIKMAT YANG BANYAK KEPADA KAMI, MAKA DIRIKANLAH SHALAT DAN BERKURBANLAH”

0 komentar: