Selasa, 18 Februari 2014

Ust. H. Asep Sofyan, S.Pd.I

Pada umumnya seseorang dikatakan dewasa apabila mereka sudah berumur akil baligh beranjak dari masa kanak-kanaknya. Akan tetapi tidak semua orang yang sudah baligh dapat dikatakan sebagai orang yang sudah dewasa. Sebagai contoh santri-santri yang duduk di tingkat tinggi/ kelas nihai tidak persis semuanya mereka sudah dikatakan dewasa dalam tindakan dan perbuatan. Karena dalam dunia pendidikan ciri-ciri kedewasaan itu haruslah memenuhi 3 unsur. Diantaranya ;

1.      Dewasa secara usia
2.      Dewasa secara intelegensia
3.      Dewasa secara spiritual

Ketiga unsur diatas harus dimiliki oleh para santri wabilkhusus mereka yang sudah duduk dikelas tinggi.Apabila proses pendewasaan ketiga unsur itu dilakukan secara bersamaan maka akan lahirlah generasi kaffah yang komfrehensif dan solid yang mampu hidup di semua lini dan bidang kehidupan. Sehingga kekuatan agama dan bangsa yang berada pada pundak dan tangan para pemuda ini dapat betul-betul diemban dan diwujudkan.

Sekaranglah saatnya bagi para santri untuk ikut menyambut masa depan agama dan bangsa di masa yang akan datang dengan mempersiapkan diri dan jiwa kita secara dewasa artinya tidak hanya dari umur/ usia saja akan tetapi tentu dari cara berfikir yang jernih (intelegensia) dan cara bertindak yang benar, dengan memilih mana aktivitas yang berguna bagi diri kita atau anggota, dan aktivitas yang tidak bermanfaat yang harus kita jauhi dan tinggalkan sehingga jalannya roda keorganisasian dapat dikawal dengan baik dan lancar.

Apabila masing-masing personil Bagian berusaha menumbuh-kembangkan sifat kedewasaan, yaitu dengan cara memikirkan program-program kerja yang baik dan bagus yang akan mereka canangkan dan lakukan sekarang ataupun ke depan, tentu akan sangat dapat membantu kelancaran jalannya organisasi dalam menunjang kemajuan almamater.

Dan setelah para pengurus berfikir dngan jernih (intelegensia) lalu bagaimana agar program kerja yang berlian dan rencana emasnya itu,  betul-betul dapat mereka pastikan bisa dikerjakan dengan mudah dan ringan. jawabannya yaitu dengan tidak pernah mengabaikan kedewasaan spiritual. Karena faktor spirituallah, semua program dan rencana akan dapat dibuktikan dengan tepat dan konsisten. Bukan karena faktor musiman atau hembusan angin ‘advise’ dari para pembimbing atau orang lain.

Dan kedewasaan spiritual hanya akan diperoleh dengan melatih diri dan membiasakan diri untuk selalu melawan segala bentuk kemalasan dan kebosanan yang selalu menyandera semangat bekerja seseorang.

Seorang bijak mengatakan janganlah menjadi pengurus yang terpesona di awal pelantikan, terkagum-kagum di tengah-tengah proses ketika bekerja, tapi fokuslah bahwa segala pekerjaan semua bergantung di akhirnya (husnulkhotimah). Ada juga pepatah yang mengatakan janganlah menjadi pengurus seperti srigala berbulu domba, artinya pandai menyuarakan rencana yang indah dan merdu akan tetapi pada akhirnya ia memakan semua rencana bagusnya tersebut dengan menghancurkan dan melumatkannya lalu meludahkannya kembali dan menginjak-injak sendiri rencana kerjanya.

كبر مقتا عند الله أن تقول ما لا تفعلون

(SUNGGUH SANGAT BESAR KEMURKAAN DISISI ALLAH swt BAGI ORANG YANG MENGATAKAN APA YANG TIDAK AKAN PERNAH IA KERJAKAN)

0 komentar: