Selasa, 18 Februari 2014



Kita tahu dunia ini titipan (amanah), tak berkekalan, darul bala (tempat ujian), semua orang tahu akan hekekat kebenaran semua itu, semua orang juga tahu bahwa dunia ini akan disudahi dengan hari kiamat, semua yang bernyawa pasti akan meregang nyawa, semuanya pasti bermuara pada surga atau neraka, semua tahu dan pernah mendengar tentang neraka, tentang medan penuh api dan panas serta ribuan siksa dan azab, itu adalah mahsyar pembalasan dan tempat kembali yang abadi bagi yang ingkar dan membangkang.
Kita juga tahu tentang dosa, tentang sesuatu yang tidak Allah ridha dan suka, karena kita punya akal untuk berfikir, kita tahu akal ini pemberian siapa, kita tahu hidup kita ini dari siapa dan untuk siapa? tapi tetap saja kita masih seringkali lupa nikmat dan ingkar terhadap banyak perintah Allah.
Cukuplah kematian itu sebagai penasehat, penasehat terbaik untuk diri kita yang sering lalai, khilaf, salah dan membangkang,  penasehat agar untuk lebih sadar akan jadwal giliran yang sudah pasti tiba, penasihat bagi setiap yang bernafas pasti akan berhenti nafasnya itu suatu hari nanti, penasihat bagi setiap yang berkedip dan bergerak yang suatu saat akan diam terhenti mendadak.
Juga penasehat untuk lebih tahu yang berkuasa itu hanyalah Allah Sang Maha Kuasa, penasehat untuk mengenal penghancur kenikmatan dunia, penasehat untuk mengerti pemisah diri dengan paksa dari segala harta benda, penasehat untuk sadar akan arti amanat dari anak istri dan  keluarga, penasehat untuk tahu bahwa harta dan semua jabatan adalah titipan, dan “cukuplah kematian sebagai penasehat”
Ketika mata, telinga dan hati tidak lagi berfungsi, ketika kulit dan lidah tidak lagi merasa, ketika jasad dan semua anggota tubuh sudah terbujur kaku, ketika bumi sudah tidak sudi lagi kita injaki, ketika permukaan bumi sudah tidak kita tinggali, ketika liang lahat bumi kita tiduri, ketika bumi telah menelan, menghimpit dan menjepit, detik itu kesadaran datang, ingat siapa Allah, Allahu Robbi, Allahu Ma’bud, mengaku-ngaku dan memohon, Ya Allah, Kembalikanlah aku ke dunia lagi, ijinkanlah aku untuk sujud dan bertasbih walau sekali, Aku berjanji pasti akan shalat dan mengaji, aku akan infak dan memberi, aku akan berbuat kasih sayang kepada semua hamba, dan aku akan memperbanyak amal sholeh.
Semua penyelesalan datang di belakang, menyesal dan sadar yang sesungguhnya, tapi sayang penyesalan dan kesadarannya sudah berakhir dan tidak berguna lagi dan “cukuplah kematian sebagai penasehat”.

0 komentar: