Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
Maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Al-Imran: 190-191)
Teknologi adalah sebuah terminologi yang
berasal dari Barat/Yunani, yaitu "technology". Dia merupakan
penerapan atau implementasi dari ilmu pengetahuan dan rekayasa untuk tujuan
tertentu. Tujuan tertentu ini antara lain untuk pemecahan suatu masalah
(problem solving), untuk menghasilkan suatu produk, dan sebagainya.
Sains dan teknologi adalah simbol
kemodernan. Akan tetapi, tidak hanya karena modern, kemudian kita mengabaikan
agama sebagaimana yang terjadi di Barat dengan ideologi sekularisme. Karena
sains dan teknologi tidak akan pernah bertentangan dengan ajaran Islam yang
relevan di setiap zaman.
Setiap manusia yang menjalani kehidupan
sekarang ini tidak ada yang terlepas dari penggunaan perangkat teknologi.
Tetapi sangat di sayangkan bagi sebagian umat islam penggunaan peralatan
teknologi dikesampingkan. Karena terlalu beranggapan negative penggunaannya.
Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya
menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan
oleh perangkat-perangakat mesin, seperti komputer, kendaraan, handphone, dan
lain sebagainya.
Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK
yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi
kemajuan peradaban umat manusia. Meskipun ada dampak negatifnya atau kelemahan
dari kemajuan IPTEK.
Ilmu dan iman adalah ibarat saudara kembar,
tidak bisa dipisahkan sehingga dimanapun dilakukan penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi maka iman harus senantiasa mengikuti. Terlebih
lagi agama diturunkan tidak hanya untuk urusan akherat belaka, tetapi juga
untuk mengatur urusan manusia di dunia guna meraih akherat.
Hal ini dibuktikan dengan banyak terjadi
perubahan besar berupa pencapaian luar biasa di bidang sains dan teknologi
sejak kedatangan Islam. Islam telah mendorong geliat tradisi keilmuan di
kalangan kaum muslim. Mereka menyerap ilmu pengetahuan dari beragam sumber.
Islam telah mendorong kaum muslim untuk
memperdalam urusan dunianya dengan nash yang jelas sebagaimana hadits
Rasulullah SAW tentang “antum a’lamu bi umuriddunya kum” (kamu lebih mengetahui
urusan duniamu). Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga sangat mendorong
penguasaan ilmu pengetahuan sampai ke negeri China, bahkan tawanan perang Badar
diberi kebebasan jika mampu mengajarkan membaca kepada sepuluh orang kaum
muslimin. Dampaknya adalah kemajuan dan kebangkitan penyebaran Islam telah
mendorong pula kemajuan dalam bidang sains dan teknologi bagi umat manusia.
Prof Dr Ing Fahmi Amhar, penulis dan
trainer Technoscience Spiritual Quotient (TSQ) menyebutkan, penguasaan sains
tanpa Islam akan melahirkan penjajahan terhadap peradaban lain. Namun, Islam
tanpa sains akan cenderung senantiasa dijajah oleh peradaban lain. Oleh karena
itu, integrasi sains teknologi dan Islam akan membawa rahmat bagi semesta alam.
Dr Ing Ilham Akbar Habibie, mengatakan Islam sesungguhnya mampu dan punya
peluang untuk menguasai kembali sains dan teknologi.
Menurut
dia.
Islam telah memberikan kebebasan kepada
manusia untuk berpikir luas, mengkreasikan beragam ide, dan gagasan yang
berkenaan dengan kehidupan manusia di dunia. Hanya, tentu saja kebebasan
tersebut berada dalam batas-batas koridor Islam.
Atas
penjelasan para ahli teknologi tersebut di atas.
Pertama dapat dipahami bahwa teknologi
diawali oleh penemuan-penemuan para ilmuwan islam tempoe doeloe, tetapi kita generasi penerusnya hanya
bisa mengatakan dengan bangga keberhasilan mereka, tanpa ada usaha untuk
mengembangkan pengetahuan yang sudah ada untuk lebih mendekatkan kesejahteraan
hidup untuk mencapai kemudahan ibadah.
Kedua bahwa peradaban Islam yang sekarang
terjajah oleh peradaban barat karena umat islam sendiri yang enggan mendalami
penggunaan teknologi untuk memajukan peradaban manusia sehingga islam dapat
menjadi rahmatan lil ‘alamien. Ketiga bahwa perkembangan teknologi masih
memungkinkan dikuasai oleh umat islam untuk menciptakan perdamaian dunia dan
mensejahterakan hidup umat islam dari penggunaan produk-produk tidak halal.
“dan Dia menundukan malam dan siang,
matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukan (untukmu) dengan
perintah-Nya, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya)
Dan Dia (menundukan pula) apa yang Dia
ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang mengambil pelajaran.
(An Nahl ; 12-13)
Dari
berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar