Santri Kelas II
B Tahfidz
Detik berjalan seiring waktu,
waktu berjalan menjadi hari, hari demi hari pun semakin berlalu, dan bulan pun
silih berganti. Tinggallah kita menunggu hari yang paling menyenangkan, hari
yang paling menggembirakan saat kita berbondong-bondong untuk berkurban dan
menunaikan ibadah pada Allah SWT.
Seluruh santri dan masyarakat
pondok rIbut akan berita menjelang Idul Adha. Ada yang bersorak riang, ada juga yang tak
menghiraukan, tapi ada juga yang bersedih karena tak dapat merayakannya bersama
keluarga di rumah. Di siang hari yang terik itu, terjadi keributan dikelas
belakang atau yang dikenal dengan kelas tempat tokek-tokek mangkal, pada saat
itu ustadzah berhalangan hadir sehingga pelajarannya menjadi pelajaran resting
bagi kami, Hei,.. kalian sudah tahu belum , informasi perlombaan menjelang Idul
Adha ? , Tanya seoorang santri. “Aku tahu, beritanya ada tertempel di madding
kan?!, hadiahnya juga menarik ada “cambing cup” bagi juara umum yang bisa
disate bareng satu kelas, “wah ,
seru…,seru…, tapi ada berapa perlombaan ? ,” mmm, ada LCC, panca lomba, nasyid,
sholawat, MTQ, busana muslim dan banyak lomba lainnya,,” hah,..perlombaannya
sebanyak itu, kira-kira kita bisa gak, yaa??.” Tidak ada yang tak mungkin
sebelum kita mencobanya, iyakan ?.” kami semua tersenyum dan mengangguk, tanda
mengiyakan.
***
Hari semakin berlalu, perlombaan
demi perlombaan mulai terlaksana, Ada yang menang ada yang kalah, namanya juga
perlombaan, pasti ada kemenangan , pasti juga ada kekalahan, walaupun kami
jarang menjadi yang pertama, tapi hampir disetiap perlombaan kami meraih
peringkat 2 atau 3, itu pun kami bersyukur atas apa yang kami dapatkan, karena
semua itu adalah hasil dan usaha kami sendiri,
“Lomba Mading”.. lomba
Mading,..”teriak aini memecah keheningan, kamar, disaat orang-orang sedang
beristirahat, “ssytt,… jangan berisik, kasihan yang lagi tidur”, “syifa kita
belum buat madding, sementara besok adalah batas terakhir untuk
mengumpulkannya, ,”seriuss..?? gimana nih…. Aku belum punya persiapan sama
sekali..”cemas syifa,’ tenang syifa, aku udah pesan bahan-bahannya, tinggal
uangnya aja yang belum, “hmn.. syukurlah, syukron yaa.. nanti biar aku ambil
uang kasnya.” Aini tersenyum dan mengangguk.
***
Malam harinya, kami berkumpul,
untuk bersama membuat madding seperti biasa, syifa memulai perkumpulannya
terlebih dahulu, baru mulai membicarakan inti dari perkumpulan tersebut,”nah…
sekarang kita akan buat madding, waktu kita tinggal sebentar lagi.. jadi aku
harap kalian ngerjain tugas kalian,,masing-maisng dengan cepat dan baik,
langsung aja, zahro buat gambar dan grafitinya, Rahma Bantu aku bentruk
stereoform, ‘a yo… bla.. bla… hingga
semua anak mendapat tugasnya masing-masing. Cukup lama waktu untuk membuat
madding demi hasil yang terbaik, kami rela begadang hingga jam menunjukan angka
dua belas lewat sampai akhirnya kami kembali kekamar.
***
Esok harinya syifa selaku ketua
kelas mengumpulkan madding pada bagian perlombaan madding, untunglah kami tidak
terlambat. Ya .. walaupun madding kami tidak sebagus madding kelas lain. Sampailah
akhirnya kami pada malam yang ditunggu-tunggu. Perlombaan Gema Takbir, dimana
malam itu, kita ramai-ramai mengucapkan takbir untuk menyambut hari raya,
sejenak kami teringat akan takbiran tahun lalu, saat kami merakannya bersama
keluarga dirumah. “apa yang kalian lakukan disana? Semoga kalian senang seperti
apa yang aku rasakan sekarang “gumam Ima” “hei:,’tegur putri, oh”.. ya ada
apa?.” Ayo cepat, kita harus bersiap-siap sebentar lagi lomba akan
dimulai,..”kami pun bersiap-siap dengan mengenakan kostum yang telah
ditentukan..
Malam itu adalah malam yang
paling menyenangkan, malam yang ramai akan takbiran yang bersahut-sahutan,
setiap kelas ,mulai menampilkan penampilannya, masing-masing berusaha untuk
menjadi yang terbaik dan meraih gelar pemenang, malam semakin larut, tapi
semangat dan keceriaan santri almizan terus saja menghiasi malam yang paling
menggembirakan itu.
***
Allahu..akbar..3x laa ..ilahaillahu allahu akbar…
Allahu akbar walillahilhamdu..
Suara takbiran terus
bersahut-sahutan untuk menyambut hari nan adha, semua santri mulai bersiap-siap
untuk melaksanakan sholat ied berjamaah di masjid riyadussolihin..
“untuk menyambut hari yang baru,,
harus pake mukena yang baru dicuci juga dong...,haha… canda nisa…, “jangan lupa
pakai minyak wangi biar lebih fresh, “tambah vivi, bertepatan pada pukul 06.30
pagi kami semua berangkat ke mesjid bersama, lalu kami masuk dan berjejer rapi
bikin shof di masjid, sementara takbiran berjamaah dimasjid terus
bersahut-sahutan dengan merdunya menambah kesyahduan di hari adha yang jauh
dari keluarga, ketika kami tenggelam dalam perasaan dan pikiran kami
masing-masing lalu timbul perasaan yang sedih karena lantunan takbiran itu
seakan menjadi irama yang mengingatkan akan suatu saat dimana kami berkumpul
bersama keluarga dan merayakannya di rumah, kami ingat ketika kami berlutut,
bersalaman, dan bercengkrama dengan umi dan aby sebagai tanda maaf dan ampun
kami, tak terasa kami menitikan air mata, butiran-butiran mutiara suci mulai turun
membasahi pipi, menangis terlarut dalam kesedihan.., apalagi di tahun ini kami
tak dapat merayakannya bersama orang-orang yang disayangi.
Tak lama waktu berselang
kesedihan kami terusik dengan adanya pengumuman jadwal waktu sholat, petugas
dan info qurban beserta doa yang disampaikan oleh ustadz asep sopyan sebagai
ketua panitia ied al-adha… sampailah tibanya waktunya kita sholat hari raya,
imam pun memulai shalat ied berjamaah. Kami semua bangkit dari tempat duduk
kami bersiap-siap untuk mengikuti sholat berjamah..
“ALLAHUAKBAR….7X, suara takbir
itu menjadi symbol dimulainya sholat iedil adha.
***
Selesai sholat dan khutbah hari
raya, kami pun bersalam-salaman dengan guru-guru kami (ustadzah) , kemudian
kakak-kakak kelas dan teman-teman semuanya dipondok. Sambil terus
mengumandangkan takbiran, dengan hati yang riang dan senang..
“senang ya idul adha kali ini
seru dan meriah.’” .”iiya sih .. tapi yang buat aku sedih hari aku gak dijenguk,
”mmm..mamaku jadi gak yang mudhifah kesini ?!.” sudahlahlah lebih baik kita
keliling untuk silaturahim kesemua rumah ustadz-ustadz, kami semua mengangguk
dan bersama-sama berkelililing untuk silaturahim dan bersalam-salaman.
***
Malam harinya adalah pengumuman
pemenang, kami semua merasa gugup, ada sedikit harapan untuk menjadi juara umum,
satu persatu lomba mulai diumumkan.., syifa maju untuk meraih hadiah atas
lomba-lomba yang kami menangkan.., tapi,… takdir telah menentukan lain. Kami tidak dapat meraih gelar juara
umum karena masih ada yang nilainya lebih besar dari kelas kami yaitu
kakak-kakak kelas III TMI.
***
Esok harinya, kami mendapat
pengumuman bahwa sabtu malam ini akan ada tasyakuran bersama dari panitia
dengan cara menyate masal. Sorak sorai riang terdengar dari setiap kelas., kami
sangat senang atas berita tersebut. Disore hari pun kami mulai mempersiapkan
bahan-bahan untuk nanti malam yang memang sudah disiapkan dan dibagi-bagikan
gratis oleh panitia kepada setiap masing-masing kelas melalui pembimbing wali
kelasnya. Kami tinggal memotong 2 paha kambing itu lalu memasukkannya kepada tusuk
sate yang tersedia, setelah beres tinggallah kami menunggu waktu malam untuk
merayakan pesta bakar-bakar sate masal…ha..haaa…
***
Setelah sholat isya kami pun
segera mengganti baju dan bergegas berkumpul berkelompok dengan masing-masing
kelasnya dilapangan. Ya disanalah kami akan menyate bersama. Sebelumnya kami
telah menyiapkan tusukan sate lengkap dengan dagingnya disore hari. tinggal kami menyalakan arang, memanggangnya
dan membuat bumbu satenya yang sueedaaap..
“Hmmmm, gak tahan cium aroma
nikmatnya….sabar dong’ kita harus makan bareng-bareng , tunggu semuanya
matang.” udah nih angkat dulu .. Oh iya semuanya disiapkan , kami semua sibuk
meyajikan ini dan itu.. setelah matang semua kami membuat satu barisan rapih
yang saling berhadap-hadapan, dengan alas daun pisang dan taburan nasi putih
memanjang yang siap disantap , semua sate pun diangkat dan diolesi dengan
bumbunya, sesaaat diletakan berjajar.. kami langsung menyantapnya tanpa tak
butuh waktu yang lama, makanan langsung habis kami serbu, Ya allah.. betapa
indahnya malam yang terang benderang ini dengan kecerian para santri al-mizan
semuanya, malam itu menjadi malam yang dibanjiri daging dan dipenuhi asap sate
disetiap lorong sudut Al-Mizan..
0 komentar:
Posting Komentar