Ust. H. Asep Sofyan, S.Pd.I
Kedua aktivitas
ini selalu berulang kita lakukan setiap
saat, detik, waktu dan keadaan baik yang dikerjakan secara sengaja ataupun
tidak, Ternyata seluruh isi hidup keseharian ini akan selalu dipenuhi dan
diawali dengan Melihat atau Mendengar.
Maka selama
kedua nikmat yang dianugrahi Alloh SWT. Ini ada bersama kita manusia normal
–tidak cacat- Alangkah indahnya apabila
kita selalu dan senantiasa meningkatkan rasa tasyakur kita akan nikmat melihat
dan mendengar ini dengan cara memanfaatkannya atau menggunakannya untuk
Membaca.
Karena tradisi
membaca seharusnya menjadi Pintu pembukan dan Jendela pertama untuk mengetahui
kondisi tempoe doeloe dan kemajuan informasi transformasi dimasa depan yang
akan datang.
Itulah sebabnya
kenapa Masyarakat Shohabah pada masa Rosululloh SAW. Mengalami kejayaan Islam
yang gilang gemilang
(‘Izzatul Islam
Wal Muslimiin),
Jawabanya tiada lain karena masyarakat ketika itu sudah membudayakan tradisi
Iqro atau membaca sehingga mereka akan sangat mudah dalam menyerap segala dinamika
perubahan positif (Ishlah) kearah yang lebih baik lagi, Sebab itulah IQRO dijadikan
motor penggerak utama dalam merubah masyarakat jahiliyyah pada masa itu kealam
tamaddun Madaniyyah.
Oleh sebab itu
Alloh SWT. Melegendakan wasiat
pertamanya dalam Al-Qur’an kepada Baginda Rosulullah SAW. Agar disampaikan kepada seluruh pengikut Umatnya yang
diawali dengan Lafadz (IQRO)-surat Al’Alaq,
Lafadz IQRO yang
dimaksud dalam alquran bukan hanya sekadar
huruf tanpa arti, maksud dan makana atau bukan pula sekadar perbuatan
yang hanya membuka dan menutup bola mata sahaja lalu mengedipkan kedua-duanya.
Akan tetapi lebih menitik beratkan kepada al-hasil dari proses perbuatan
setelah kita membacanya.
Maka agar
masyarakat millennium kita sekarang berjalan keaarah yang lebih baik lagi maka
tiada lain lagi kunci pertama dan katup pembukanya ialah dengan menajamkan
penglihatan akan segala perubahan dinamika yang ada –memberi manfaat atau
mudhorot- dan juga menguatkan sensor pendengaran kita terhadap segala informasi
yang masuk –menjadikan maslahat atau mafsadat-.
Mungkin ini
sahaja kalimat iftitah dari dewan redaksi, Semoga kita semua menjadi
santri-santri yang pandai mentradisikan
budaya BACA dilingkungan kita sehingga kita bisa menjadi tonggak penerus
peradaban dunia masa depan, sekarang dan yang akan datang. Amiin Ya robbal
‘alamien.