Sudah maklum bahwa musibah adalah sebuah ujian dan
cobaan yang datang dari Allah Ta’ala untuk menguji hambaNya sebagai pembersih
dan penghapus dosa-dosanya serta menjadikannya dalam timbangan kebaikan mereka
apabila bersabar. Ironisnya sebagian kaum muslimin yang lemah imannya tidak
mampu bersabar ketika mendapatkan musibah. Sampai-sampai ada yang nekad bunuh
diri, stress, atau yang lainnya. Sungguh sangat memprihatinkan.
Adapun tips agar seseorang tetap tegar dan
tidak stress ketika tertimpa musibah di antaranya adalah :
*Hendaknya ia mengetahui, bahwa dunia adalah
tempat ujian dan cobaan.
*Harus dipahami bahwa musibah adalah merupakan
sebuah ketetapan atau sunnatullah.
*Memahami bahwa di sana masih ada musibah yang
lebih besar dan banyak jumlahnya.
*Mengambil pelajaran dari keadaan orang-orang
yang tertimpa musibah yang sama,
karena hal itu akan mendatangkan ketenangan
*Memandang keadaan orang-orang yang tertimpa
musibah yang lebih besar dari musibah yang menimpanya, sehingga ia lebih
bersyukur karena musibah yang menimpanya ternyata masih ringan.
*Berdo’a dan mengharapkan ganti yang lebih
baik, dari apa yang telah hilang darinya. Jika yang menimpanya sesuatu yang
dapat tergantikan dengan yang lain seperti hilangnya harta, meninggalnya anak,
pasangan hidup atau yang semisalnya.
*Mengharap pahala dan balasan kebaikan dari
Allah Ta’ala dengan bersabar.
Hendaknya seorang hamba tahu bahwa bagaimana pun berjalannya sebuah ketetapan atau taqdir adalah merupakan sesuatu yang terbaik bagi dirinya.
Hendaknya seorang hamba tahu bahwa bagaimana pun berjalannya sebuah ketetapan atau taqdir adalah merupakan sesuatu yang terbaik bagi dirinya.
*Mengetahui bahwa beratnya cobaan dan
dahsyatnya ujian hal itu adalah dikhususkan bagi orang-orang pilihan. Jika hal
itu terjadi terhadap orang yang ahli ibadah, maka hal itu menunjukkan bahwa ia
adalah termasuk pilihan.
*Memahami bahwa ia adalah seorang hamba
(makhluk yang dimiliki) dan seseorang yang dimiliki tidaklah ia memiliki
dirinya sedikit pun.
*Musibah yang terjadi adalah berdasarkan ridha
dari Yang Empunya (Allah), maka sudah merupakan kewajiban bagi seorang hamba
untuk ridha terhadap apa yang diridhai oleh Allah Subhanahu wata’ala.
*Mengoreksi diri ketika ia bersedih akibat
musibah. Hal tersebut adalah sesuatu yang perlu dilakukan.
*Memahami bahwa musibah adalah hanya sesaat
saja, seolah-olah ia tidak pernah terjadi.
Mungkin bisa dibenarkan orang yang mengatakan,
“Badai pasti berlalu”.
0 komentar:
Posting Komentar