Selasa, 18 Maret 2014



Sudah maklum bahwa musibah adalah sebuah ujian dan cobaan yang datang dari Allah Ta’ala untuk menguji hambaNya sebagai pembersih dan penghapus dosa-dosanya serta menjadikannya dalam timbangan kebaikan mereka apabila bersabar. Ironisnya sebagian kaum muslimin yang lemah imannya tidak mampu bersabar ketika mendapatkan musibah. Sampai-sampai ada yang nekad bunuh diri, stress, atau yang lainnya. Sungguh sangat memprihatinkan.

Adapun tips agar seseorang tetap tegar dan tidak stress ketika tertimpa musibah di antaranya adalah :
*Hendaknya ia mengetahui, bahwa dunia adalah tempat ujian dan cobaan.

*Harus dipahami bahwa musibah adalah merupakan sebuah ketetapan atau sunnatullah.

*Memahami bahwa di sana masih ada musibah yang lebih besar dan banyak jumlahnya.

*Mengambil pelajaran dari keadaan orang-orang yang tertimpa musibah yang sama,
karena hal itu akan mendatangkan ketenangan

*Memandang keadaan orang-orang yang tertimpa musibah yang lebih besar dari musibah yang menimpanya, sehingga ia lebih bersyukur karena musibah yang menimpanya ternyata masih ringan.

*Berdo’a dan mengharapkan ganti yang lebih baik, dari apa yang telah hilang darinya. Jika yang menimpanya sesuatu yang dapat tergantikan dengan yang lain seperti hilangnya harta, meninggalnya anak, pasangan hidup atau yang semisalnya.

*Mengharap pahala dan balasan kebaikan dari Allah Ta’ala dengan bersabar.
Hendaknya seorang hamba tahu bahwa bagaimana pun berjalannya sebuah ketetapan atau taqdir adalah merupakan sesuatu yang terbaik bagi dirinya.

*Mengetahui bahwa beratnya cobaan dan dahsyatnya ujian hal itu adalah dikhususkan bagi orang-orang pilihan. Jika hal itu terjadi terhadap orang yang ahli ibadah, maka hal itu menunjukkan bahwa ia adalah termasuk pilihan.

*Memahami bahwa ia adalah seorang hamba (makhluk yang dimiliki) dan seseorang yang dimiliki tidaklah ia memiliki dirinya sedikit pun.

*Musibah yang terjadi adalah berdasarkan ridha dari Yang Empunya (Allah), maka sudah merupakan kewajiban bagi seorang hamba untuk ridha terhadap apa yang diridhai oleh Allah Subhanahu wata’ala.

*Mengoreksi diri ketika ia bersedih akibat musibah. Hal tersebut adalah sesuatu yang perlu dilakukan.

*Memahami bahwa musibah adalah hanya sesaat saja, seolah-olah ia tidak pernah terjadi.

Mungkin bisa dibenarkan orang yang mengatakan, “Badai pasti berlalu”.

0 komentar: