Selasa, 18 Maret 2014



Endang Wahyuni
Kelas 6 VI IPA

“Islam is the hospitality”
“You are Moslem, your are terrorist!”
Pernyataan yang sangat ironis, siapa yang tidak marah dan geram mendengar tuduhan tersebut di tudingkan kepada kita sebagai ummat Islam? Melihat media massa dihiasi oleh beragam berita yang beranggapan bahwa penyebab semua peristiwa terror adalah ISLAM? Siapa yang sangat berani berbuat keji seperti itu kepada islam?

            Tapi walau begitu sekarang bukan waktunya untuk mencari siapa dalang di balik semua ini, melainkan sekarang yang harus kita lakukan adalah membuktikan kepada masyarakat dunia bahwa Islam tidak seperti yang mereka tuduhkan, Islam bukan agama yang penuh dengan kekerasan, Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan tanpa alasan, dan bahwa Islam adalah rahmatan li’alamin!
 
            Terorisme menurut pengertian bahasa adalah menciptakan ketakutan atau membuat kegentaran dan kengerian. Terorisme adalah kata yang sangat mengerikan, mendengarnya saja sudah membuat bulu kuduk berdiri, terlebih terhadap masyarakat awwam yang tanpa tedeng aling-aling menuduh Islam sebagai pelakunya. Mereka menganggap para laki-laki yang berjanggut dan bercelana ngatung (tidak lebih dari mata kaki) dan para wanita yang bercadar sebagai teroris. Itu tak lebih dari pemikiran yang sangat dangkal dan sangat picik. Karena pada dasarnya Rosulullah SAW sendiri yang menyuruh para lelaki untuk memelihara janggut dan tidak berpakaian secara berlebihan, serta para istri Rosulullah juga memakai cadar. Jadi jika ada orang yang yang beranggapan bahwa berjanggut dan bercadar adalah ciri daripada pelaku terorisme itu salah besar.
            Para teroris adalah orang-orang yang dengan sengaja membuat onar dengan didasari tujuan tertentu. Mereka tidak segan-segan membunuh ribuan nyawa manusia demi tercapai misi mereka, jadi jika disandingkan dengan Islam yang cinta kedamaian dan selalu mengajarkan apa-apa yang mendatangkan rahmat bagi ummat manusia sangatlah tidak tepat. Allah ta’ala berfirman dalam Al-Quran (yang artinya) “Tidaklah kami mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia.” Dan itu berlaku bagi semua manusia yang baik maupun yang jahat.

            Selain itu Islam tidak pernah membenarkan adanya pertumpahan darah tanpa sebab atau alasan yang jelas dan benar terkecuali ada sebab yang mengharuskan orang yang berbuat salah atau melanggar itu harus dibunuh seperti orang yang murtad, orang yang melakukan pembunuhan dan harus diqhisas (bunuh balas bunuh), serta orang yang melakukan perzinaan yang mengharuskannya dirazam. “Barang siapa yang membunuh seorang mu’ahad (orang kafir yang dilindungi oleh ikatan perjanjian dari pemerintah muslim) maka dia tidak akan mencium baunya syurga. Padahal baunya bisa tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun.” (HR. Bukhari dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash radhiyallahu’anhuma)
Jihad ≠ Terror

Pada trend millennium sekarang, seringkali kata jihad disalah artikan sebagai bentuk terorisme yang mengatasnamakan kelompok dan agama. Dengan bangganya mereka menganggap aksi bom bunuh diri itu adalah suatu kehormatan yang patut diacungi jempol, padahal mereka tidak sadar bahwa diantara orang-orang yang mereka anggap harus enyah dari bumi terdapat banyak sanak saudaranya sendiri, saudara seislam, juga orang-orang yang tidak berdosa. Saudaranya harus menjadi korban karena aksi bom bunuh diri yang membabi buta itu, sadar atau tidak!

            Jihad menurut pengertian syari’i atau istilah adalah mengerahkan usaha sekuat tenaga dalam peperangan di jalan Allah secara langsung maupun tidak langsung. Jihad merupakan metode untuk menyebarkan ideologi Islam yang diemban oleh negara bukan gerakan Islam. Maka tujuan jihad adalah untuk menghilangkan kekufuran dari muka bumi sehigga ketinggian dan kemulian akan menyebar ke seluruh dunia dan menjadi rahmat kepada seluruh ummat manusia.(Da’wah & jihad Sebuah Gerakan Islam Bukan teroris, Abu Zaid 2003)  

            Dalam Al-quran pun Allah berfirman “Dan perangilah oleh kalian di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian dan janganlah kalian melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-baqarah:190). Di dalam ayat ini jihad yang dimaksud adalah jihad untuk melawan musuh yang telah memerangi kita, perang untuk membela diri. Seperti di Palestina, Irak, Afganistan, perang di sana adalah wajib hukumnya, karena hal tersebut didasari atas pembelaan diri.

            Jihad adalah suatu kewajiban bagi semua Muslimin bagi mereka yang mampu terjun langsung ke medan perang, dan bagi mereka yang tidak mampu maka cukuplah bagi mereka untuk mengusahakan adanya orang yang mampu, seperti memberi dukungan dengan materi dan biaya perang. Atau dengan memilih jalan lain selain terjun ke medan perang langsung, lewat perlawanan dengan ilmu pengetahuan misalnya. Dan mungkin hall tersebut sangat memungkinkan bagi kita khususnya kaum pelajar dan berdomisili bukan di Negara yang sedang terjadi peperangan.

            Contoh saja Harun Yahya, ilmuan Islam asal Turki yang memilih jalan pedang ilmu pengetahuan untuk menaklukan paham materialisme dan evolusi barat, paham yang  menjauhkan sang Khalik dengan penciptaan alam semesta beserta isinya. Harun Yahya telah meruntuhkan teori evolusi yang tidak memiliki kebenaran ilmiah dan susah untuk dicari bukti ilmiahnya. Dan juga sosok yang tidak akan terlupakan dalam dunia keilmuan dialah DR. Syekh Yusuf Al-Qardhawi yang tulisan-tulisannya telah membangkitkan sebuah revolusi Islam. Dan masih banyak lagi Ilmuan dan para pakar ilmu pengetahuan Islam yang memilih pedang tinta untuk berperang melawan musuh-musuhnya.

            Lalu mengenai bom-bom bunuh diri yang mengatas namakan jihad fisabilillah, hal itu adalah sebab rasa semangat keagamaan yang tinggi tapi kadar keilmuannya yang sangat cetek. Mereka menganggap bahwa dengan mengorbankan nyawanya sendiri  melalui cara bom bunuh diri adalah suatu hal yang heroik. Padahal jelas-jelas Rosulullah SAW melarang kita sebagai umatnya untuk tidak menyia-nyiakan nyawa kita sendiri.  Sebagaimana Rasulullah bersabda dalam hadistnya: 

و من قتل نفسه بشئ عذب به يوم القيامة

“Barang siapa yang membunuh dirinya sendiri dengan sesuatu maka kelak dia akan disiksa dengannya pada hari kiamat.”(HR. Bukhari dan Muslim dari Tsabit bin adh-Dahhak radhiyallahu’anhu, ini lafadz Muslim).
            Dan perlu diketahui pula bahwa menyia-nyiakan nyawa adalah perbuatan yang merugikan diri sendiri, di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana dikatakan dalam Al-quran 

قل هل ننبّئكم بالاخسرين اعمالا, الذين ضلّ سعيهم فى الحياة الدّنيا و هم يحسبون انّهم يحسنون صنعا

“Katakanlah: Maukah kami kabarkan kepada kalian tentang orang-orang yang paling merugi amalnya. Yaitu orang-orang yang sia-sia usaha mereka di dalam kehidupan dunia sementara mereka menyangka bahwa mereka sedang melakukan kebaikan yang semestinya,” (QS. Al-Kahfi:103-104).

            Maka tidak bisa dipungkiri lagi bahwa bom bunuh diri bukanlah suatu hal yang berpahala melainkan sesuatu yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan orang lain. Tapi lain halnya di Negara yang dalam keadaan  berperang untuk membela negara serta agamanya, mereka berperang dengan mengorbankan harta jiwa dan raga demi tercapainya kemerdekaan yang sesungguhnya dalam catatan tidak melalui cara bom bunuh diri.

            Jihad bukan terror karena jihad memperjuangkan suatu kebenaran bukan membuat onar dan kerusakan di atas muka bumi. Jihad bukan terror karena jihad mendatangkan kebahagiaan bukan mendatangkan kesedihan dan air mata. Sebagaimana Rasul bersabda dalam hadistnya (yang artinya): “Orang yang berjihad adalah orang yang berjuang menundukan dirinya dalam ketaatan kepada Allah.” (HR Ahmad). Maka orang yang sengaja membuat keresahan masyarakat dunia dengan bom-bom bunuh diri termasuk ke dalam golongan orang-orang yang tidak menundukan diri ke dalam ketaatan kepada Allah, karena dengan mereka melakukan bom bunuh diri mereka telah melakukan kerusakan di muka bumi yang mana pasti menyalahi ketaatan kepada Allah, di dalam Al-quran pun telah dijelaskan,

واذا قيل لهم لا تفسدوا فى الارض قالوا انّما نحن مصلحون, الا انّهم هم المفسدون ولكن لا يشعرون

 “Apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kalian melakukan kerusakan di atas muka bumi. Maka mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami ini hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan. ‘Ketahuilah, sesungguhnya mereka itulah para perusak, akan tetapi mereka tidak menyadari.” (QS. Al-Baqarah:11-12)
Back to Quran and Sunnah

            Selama ini umat muslim di seluruh dunia telah jauh meninggalkan peradaban yang diajarkan langsung oleh sang Khalik lewat kitab suci Al-quran serta ajaran yang di sampaikan oleh RosulNya Muhammad Saw. Hall itulah yang menyebabkan kehidupan di atas bumi ini berjalan timpang. Dan perlu diketahui hal itu pulalah yang sebenarnya menyebabkan terorisme merebak di kalangan para pemuda, mereka hanya mengerti sekelumit dan asal comot ayat Al-quran saja tanpa mengkaji lebih dalam apa pesan yang terkandung dalam Ayat tersebut. 

            Mulai saat ini pengkajian Al-quran dan Assunnah harus segera di galakkan, karena kita tidak tahu mungkin saja suatu saat penyalahan tafsir  kandungan ayat Al-quran  akan dilaksanakan oleh musuh-musuh Islam. Dengan itulah diharapkan para pemuda yang peduli atas kebobrokan akhlak bangsa ini segera bergerak memusnahkan kebathilan dan meluruskan pemahaman masyarakat akan ayat-ayat Al-quran dan Assunnah sebagai pedoman hidup di muka bumi ini, demi terciptanya integritas bangsa yang kelak akan menuntun kita kepada kehidupan yang lebih baik.
Now, Time For The Young!

            Tiada harapan setiap bangsa dan Negara kecuali melihat tanah airnya berkembang pesat ke arah kemajuan, warganya hidup dengan aman dan tentram. Sudah pasti harapan itu tertuju kepada para pemuda di masing-masing Negara. Karena di tangan pemudalah sebuah kemajuan sebuah Negara dan bangsa berada. 

            Tapi seringkali kenyataan dan harapan sangat bertolak belakang. Bagaimana bangsa ini bisa maju sedangkan pemudanya saja sudah malas untuk berjuang dan berjihad? Maka demi tercapainya integritas bangsa yang harus pertama dilakukan adalah mencetak para pemuda atau kader-kader yang mempunyai semangat jihad tinggi, terutama jihad untuk memperoleh ilmu pengetahuan sehingga terciptalah sebuah revolusi yang menuju ke arah perbaikan. Bahkan Bung Karno pun pernah  mengatakan, “Berikan aku sepuluh pemuda maka akan aku goncangkan dunia.” Sehebat itulah kekuatan pemuda! Dan hal itu akan semakin indah jika kekuatan pemuda  di asah dengan pengetahuan Islam yang mendalam, agar kita tidak terjebak dalam kebutaan Ilmu yang tidak sama sekali mendatangkan manfaat kepada kita.       
    
            Rasa aman dan tentram adalah dambaan setiap orang. Dari itulah hukum sebab akibat ada, siapa yang berbuat baik maka baik pula nasibnya, sebaliknya barang siapa berbuat jahat maka ketentraman dan kedamaian tidak akan pernah menyertainya. Ini bukan hukum karma tapi ini adalah hukum sebab akibat. Tergoresnya tangan sebab ada pisau yang menggores atasnya.

            Semoga segera setelah ini, perbaikan bangsa kita akan kembali ditegakkan oleh para mujahid dan mujahidah yang siap membawa kita ke bumi perdamaian tanpa harus ada pertikaian, tanpa harus ada pertumpahan darah. Sehingga tumbuhlah kesadaran jiwa akan perdamaian bumi yang sangat dirindukan manusia sekarang. Lahirlah kedamaian yang merata yang sangat kami butuhkan! 

Dan ingatlah sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya, sepenggal nasihat dari Rosulullah untuk ummat manusia yang perlu ditanamkan dalam hati setiap insan. Memberikan manfaat untuk yang lainnya.  C’est life, begitulah hidup.

0 komentar: