Menulis bisa sangat mudah dan bisa sangat sulit, menulis apa pun bisa menjadi sangat sudah apabila seseorang mengawali kegiatan menulisnya dengan cara belajar menulis cerita yang ditujukan kepada dirinya sendiri. Namun, menulis juga dapat menjadi monster yang sangat menakutkan apabila sebelum mengawali menulis, seseorang sudah memikirkan hal-hal yang berada di luar kendalinya, misalnya saja, ia masih berpikir panjang bagaimana agar menemukan judul yang “ajib”, membuat pembuka yang menarik, atau memiliki argumentasi yang meyakinkan dan sangat kokoh.
Membuat judul
yang baik, membuka tulisan dengan sesuatu yang menarik perhatian, atau memiliki
referensi yang kokoh adalah penting. Namun, semua itu dapat dipikirkan dan ditemukan
bukan di awal kegiatan menulis. Sebaiknya, itu dipikirkan setelah selesai mengeluarkan/menuliskan
bahan-bahan mentah yang ingin dijadikan sebuah tulisan, apakah itu berupa karya
ilmiah, artikel, opini, atau sebuah buku. Tak sedikit orang yang telah memiliki
bahan yang baik dan juga potensi menulis yang bagus, ujung-ujungnya –setelah kepayahan
menulis– menjadi berhenti total menulis
gara-gara tidak bisa langsung menuliskankan sesuatu yang sudah ada dalam
benaknya dan menepiskan rasa tidak percaya dirinya.
Lalu bagaimana caranya
untuk menghasilkan tulisan yang membuat diri sangat percaya diri? mudah-mudahan,
tips ini dapat membantu anda dalam menjalani kegiatan menulis.
Pertama,
Bagaimana mengatasi materi yang berkaitan dengan kebuntuan yang sering dialami
oleh seorang penulis, baik penulis pemula maupun professional
Tentu, kita
semua pernah merasakan bagaimana repotnya menulis ketika merasakan kemacetan
atau kebuntuan dalam tulisan. baik itu yang bersifat teknis maupun non-teknis. Solusi
masalah menulis yang bersifat teknis biasanya dapat dipecahkan dengan
teknik-teknik menulis. kita ambil misal, Jika seseorang tidak berhasil
menemukan judul yang baik, dia dapat mencoba mengkombinasikan kata-kata baru yang
dapat mengkaitkan dengan materi inti atau gagasan yang ditulisnya. Lantas, jika
seseorang tidak dapat menuliskan apa pun (blank) di dalam pikirannya, dia
dapat menggunakan teknik ”free writing” (menulis bebas) dengan mencari judul
yang cocok dan menarik pada akhir setelah tulisan selesai, yang penting anda
tetap meneruskan tulisan anda tanpa dipusingkan oleh menacari suatu judul yang
membaut mandeg.
Sedangkan problem
nonteknis kadang agak lebih sedikit rumit untuk dipahami dan diatasi, Sebagai
contoh sederhana, terkait dengan problem nonteknis, adalah; bagaimana kita
membangkitkan gairah dan semangat untuk mencicil dalam menulis. Menulis tidak
dapat sekali jadi. Jika menulis dipaksakan dan harus segera jadi, yang muncul
adalah tekanan dan rasa frustrasi. Nah, bagaimana mengatasi pelbagai masalah-masalah
non-teknis menulis ini merupakan sesuatu yang sangat berbeda dengan yang
bersifat teknis. diantara cara mengatasinya adalah:
1. Mulailah menulis apa saja yang anda mau (free writing)
2. Yakinlah tidak ada tulisan yang sempurna di awal, hukum ini
berlaku bagi kalangan penulis profesional apalagi bagi santri sebagai penulis
pemula
3. Biasakan untuk menulis secara disiplin, kontinyu dan konsisten
4. “Buang” apapun yang membuat macet/blank dengan cara mencari
insfirasi atau mengubah perspektif dalam memandang sesuatu gagasan cerita.
Langkah menulis
yang paling awal dan utama adalah ia harus mampu memaksakan dirinya untuk dapat
memulai menulis dan menyampingkan rasa tidak percaya dirinya hanya karena
aturan-aturan dalam menulis. kemudian sadarkan diri kita bahwa menulis memang
tidak bisa sekaligus jadi. menulis harus dicicil dan dikembangkan terus menerus
secara perlahan-lahan dan hati-hati. terburu-buru atau tergesa-gesa
menyelesaikan sebuah tulisan akan menghalanginya untuk menghasilkan suatu tulisan
yang baik atau tulisan yang dapat membuat dirinya menjadi percaya diri.
Selamat mencoba,
semoga berhasil…
0 komentar:
Posting Komentar