Senin, 26 Mei 2014


Menulis bisa sangat mudah dan bisa sangat sulit, menulis apa pun bisa menjadi sangat  sudah apabila seseorang mengawali kegiatan menulisnya dengan cara belajar menulis cerita yang ditujukan kepada dirinya sendiri. Namun, menulis juga dapat menjadi monster yang sangat menakutkan apabila sebelum mengawali menulis, seseorang sudah memikirkan hal-hal yang berada di luar kendalinya, misalnya saja, ia masih berpikir panjang bagaimana agar menemukan judul yang “ajib”, membuat pembuka yang menarik, atau memiliki argumentasi yang meyakinkan dan sangat kokoh.

Membuat judul yang baik, membuka tulisan dengan sesuatu yang menarik perhatian, atau memiliki referensi yang kokoh adalah penting. Namun, semua itu dapat dipikirkan dan ditemukan bukan di awal kegiatan menulis. Sebaiknya, itu dipikirkan setelah selesai mengeluarkan/menuliskan bahan-bahan mentah yang ingin dijadikan sebuah tulisan, apakah itu berupa karya ilmiah, artikel, opini, atau sebuah buku. Tak sedikit orang yang telah memiliki bahan yang baik dan juga potensi menulis yang bagus, ujung-ujungnya –setelah kepayahan menulis– menjadi  berhenti total menulis gara-gara tidak bisa langsung menuliskankan sesuatu yang sudah ada dalam benaknya dan menepiskan rasa tidak percaya dirinya.

Lalu bagaimana caranya untuk menghasilkan tulisan yang membuat diri sangat percaya diri? mudah-mudahan, tips ini dapat membantu anda dalam menjalani kegiatan menulis.  
Pertama, Bagaimana mengatasi materi yang berkaitan dengan kebuntuan yang sering dialami oleh seorang penulis, baik penulis pemula maupun professional

Tentu, kita semua pernah merasakan bagaimana repotnya menulis ketika merasakan kemacetan atau kebuntuan dalam tulisan. baik itu yang bersifat teknis maupun non-teknis. Solusi masalah menulis yang bersifat teknis biasanya dapat dipecahkan dengan teknik-teknik menulis. kita ambil misal, Jika seseorang tidak berhasil menemukan judul yang baik, dia dapat mencoba mengkombinasikan kata-kata baru yang dapat mengkaitkan dengan materi inti atau gagasan yang ditulisnya. Lantas, jika seseorang tidak dapat menuliskan apa pun (blank) di dalam pikirannya, dia dapat menggunakan teknik ”free writing” (menulis bebas) dengan mencari judul yang cocok dan menarik pada akhir setelah tulisan selesai, yang penting anda tetap meneruskan tulisan anda tanpa dipusingkan oleh menacari suatu judul yang membaut mandeg.

Sedangkan problem nonteknis kadang agak lebih sedikit rumit untuk dipahami dan diatasi, Sebagai contoh sederhana, terkait dengan problem nonteknis, adalah; bagaimana kita membangkitkan gairah dan semangat untuk mencicil dalam menulis. Menulis tidak dapat sekali jadi. Jika menulis dipaksakan dan harus segera jadi, yang muncul adalah tekanan dan rasa frustrasi. Nah, bagaimana mengatasi pelbagai masalah-masalah non-teknis menulis ini merupakan sesuatu yang sangat berbeda dengan yang bersifat teknis. diantara cara mengatasinya adalah:
1. Mulailah menulis apa saja yang anda mau (free writing)
2. Yakinlah tidak ada tulisan yang sempurna di awal, hukum ini berlaku bagi kalangan penulis profesional apalagi bagi santri sebagai penulis pemula
3. Biasakan untuk menulis secara disiplin, kontinyu dan konsisten
4. “Buang” apapun yang membuat macet/blank dengan cara mencari insfirasi atau mengubah perspektif dalam memandang sesuatu gagasan cerita.

Langkah menulis yang paling awal dan utama adalah ia harus mampu memaksakan dirinya untuk dapat memulai menulis dan menyampingkan rasa tidak percaya dirinya hanya karena aturan-aturan dalam menulis. kemudian sadarkan diri kita bahwa menulis memang tidak bisa sekaligus jadi. menulis harus dicicil dan dikembangkan terus menerus secara perlahan-lahan dan hati-hati. terburu-buru atau tergesa-gesa menyelesaikan sebuah tulisan akan menghalanginya untuk menghasilkan suatu tulisan yang baik atau tulisan yang dapat membuat dirinya menjadi percaya diri.
Selamat mencoba, semoga berhasil…

0 komentar: