Ust. Fajrul Aziz Nawawi, S.Pd.I
PONDOK
PESANTREN MODERN AL-MIZAN adalah sebuah lembaga pendidikan islam yang berkiprah
dalam pembentukan karakter ummat pada usia sekolah menengah dan atas
melalui pendidikan dan pengajaran baik
intra maupun ekstra kurikuler. Pada
dasarnya pendidikan di Al-Mizan sama saja dengan pendidikan lainnya yang ada di Indoneia, hanya saja ada beberapa
hal dari system yang diterapkan di
Al-Mizan dan ini menjadi bagian dari dasar pemikiran yang sangat urgen
dan prioritas dalam penerapan serta pelaksanaannya oleh seluruh subjek
didiknya. Tentunya hal ini amat berbeda dengan lembaga pedidikan di luar
pesantren baik negeri maupun swasta,
karena tanggung jawab subjek didik (para guru; asatidz) di Pondok Pesantren
Al-Mizan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu selama objek didik (santri;
talamidz) mengenyam pendidikan di alam pesantren, pun mereka wajib berdomisili
di lungkungan pesantren (asrama) selama menempuh pendidikannya, maka selama itu
pula para pendidik (para guru; asatidz) harus dapat melayani dan memenuhi kebutuhan santri selama 24 jam
dalam setiap harinya. Sedangkan di sekolah-sekolah pada umumnya para guru hanya
bertanggung jawab selama proses kegiatan
belajar mengajar (KBM) berlangsung, itupun jika mereka ada di dalam kelas atau
di lingkungan sekolah, adapun ketika peserta didik (murid) sedang di perjalanan
baik sedang menuju sekolah maupun pulang dari sekolah, maka para guru sudah
terlepas dari tanggungjawabnya terhadap peserta didik. Maka tidak heran ketika terjadi hal yang tidak diajarkan di dalam sekolah
terjadi di luar sekolah seperti tawuran, terjerat miras dan narkoba, atau
pergaulan bebas yang kebablasan dan
lain-lain yang meresahkan kedua orang tua bahkan masyarakat. Sedangkan di pondok pesantren seluruh kegiatan peserta
didik (santri) dalam bimbingan dan pengawasan para pendidik termasuk di
dalamnya makan dan tidur. Perbedaan inilah yang mungkin menjadi daya tarik
tersendiri bagi lembaga pendidikan
pesantren pada umumnya dan Pondok
Pesantren Modern Al-Mizan khususnya.
Apa
bagian dari dasar pemikiran yang sangat urgen dan prioritas itu? Sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing dan tabu, karena
hal ini merupakan sesuatu yang mesti adanya terutama pada lembaga-lembaga pendidikan
pondok pesantren yang besar dan masyhur; begitupun dengan Al-Mizan sangat
mengedepankannya; yaitu disiplin.
Disiplin
merupakan bagian dari sistem pendidikan di Pondok Prsantren Modern Al-Mizan,
dengannya setiap kegiatan tertata dan terlaksana sesuai dengan perencanaan
secara berkesinambungan. Pada pelaksanaannya dibuat seperangkat peraturan yang
telah dirumsukan melalui musyawarah Organisasi Santri Pondok Pesantren Modern
Al-Mizan (OSPM) putra-putri di bawah
bimbingan para guru (Majelis Pengasuhan) dan musyawarah dewan guru. Adapun
perumusan mengenai peraturan-peraturan tersebut dilakukan setiap tahun sekali
dengan tiga tahapan sidang,; peleno, komisi dan paripurna, dan pelaksanaan
perumusan tersebut biasanya setelah adanya pergantian pengurus OSPM dengan
catatan tidak melakukan perubahan secara totalitas namun hanya menambahkan
peraturan yang dapat diterapkan dan sesuai dengan alam pesantren, serta
menghapus peraturan yang sudah tidak sesuai dengan alam pesantren. Maka dengan
peraturan inilah seluruh santri melakukan aktivitasnya baik dalam kegiatan
intrakulikuler maupun ekstra kulikuler.
Sekalipun
pengurus pondok menerapkan peraturan dan disiplin, bukan berarti seluruh
kegiatan akan berjalan mulus, karena terkadang peraturan juga membuat peserta
didik merasa jenuh, dan tidak sedikit anak didik yang merasa tidak nyaman
sehingga ingin keluar dari pondok ini. Keadaan seperti ini tentunya membutuhkan
perhatian kedua belah pihak yakni antara pihak pesantren dan pihak orang tua
santri. Dari berbagai latar belakang santri dan karakternya yang berbeda-beda,
maka akan nampak perilaku santri yang beragam pulan, dan ini bukan masalah
ringan. Tetapi walaupun demikian, pondok harus tetap berupaya agar bisa
menyatukan mereka dalam cara pandang,
gaya hidup dan tradisi dengan menanamkan sunnah-sunnah pondok yang
tertuang dalam tata tertib dan peraturannya. Sehingga dengan demikian tak ada lagi
perbedaan diantara mereka. Begitu juga tata tertib atau peraturan tersebut
berlaku untuk semua santri tanpa harus memilah dan memilih, apakah santri itu
dari keluarga menengah ke atas atau menengah ke bawah, kota atau desa , suku sunda
atau suku jawa atau suku-suku yang lainnya, bahkan perbedaan partai dan
golongannya. Di pondok ini semuanya sama denga tujuan yang sama, yaitu tolabul ‘imli
limardhotillah.
Maka
seluruh elemen pondok baik santri, para guru bahkan juga orang tua/wali santri
seyogyanya mengerti dan faham tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh
pengurus pondok terhadap anak didiknya. Apalagi yang berhubungan dengan
disiplin karena sudah bukan hal yang asing dan tabu, bilamana ada disiplin dan peraturan pasti ada resiko
yang harus dihadapi, taat akan peraturan-peraturan (disiplin) atau rela
menerima sanksi akibat melanggar peraturan, dan perlu juga disadari oleh semua pihak bahwa apa yang
dilakukan oleh pengurus pondok terhadap anak didiknya semata-mata untuk
perbaikan إِنْ
اُرِيْدُ إِلاَّاِلإِصْلاَحَ مَااسْتَطَعْتُ. Memang disiplin itu tidak enak, lebih tidak enak lagi jika tidak disiplin”.
Yang tak kalah pentingnya dari yang sudah dikemukakan di atas yaitu
adanya kurikulum. Kurikulum yang ada di pondok pesantren ini meliputi
kurikulum pada kegiatan intra kurikuler
dan ekstra kurikuler, bahkan juga dapat dikatakan kurikulum 24 jam. Kenapa
demikian? karena apa yang santri lihat, dengar dan rasakan selama berada di
pondok adalah pendidikan.
Adapun kurikulum yang digunakan pada
kegiatan intra kurikuler di pondok ini adalah kurikulum Departemen Agama dan
kurikulum Pondok Modern Darussalam Gontor, sedangkan kurikulum pada kegiatan
ekstra adalah kurikulum ramuan dari berbagai cabang kegiatan yang ada. Seperti
olahraga, kesenian, ketrampilan, pramuka, latihan pidato tiga bahasa,
jamiyyatul qurra dan lain-lain. Dari seluruh kurikulum yang ada di pondok ini
tentunya tidak dapat diikuti oleh santri secara keseluruhan, terutama pada
kurikulum ekstra, sedangkan pada kurikulum intra seluruh santri wajib
mengikutinya.
Dengan diterapkannya disiplin dan juga kurikulum baik intra maupun
ekstra diharapkan Al-Mizan memberikan kontribusi yang positif terhadap agama,
bangsa dan negaranya melaui alumninya
yang siap mengabdikan dirinya di berbagai bidang kehidupan sesuai dengan
kemampuannya dengan berbekal ilmu, akhlak, iman dan takwa.
0 komentar:
Posting Komentar