Rabu, 16 April 2014


Ust. Fajrul Aziz Nawawi, S.Pd.I


PONDOK PESANTREN MODERN AL-MIZAN adalah sebuah lembaga pendidikan islam yang berkiprah dalam pembentukan karakter ummat pada usia sekolah menengah dan atas melalui  pendidikan dan pengajaran baik intra maupun ekstra  kurikuler. Pada dasarnya  pendidikan di Al-Mizan  sama saja dengan pendidikan lainnya  yang ada di Indoneia, hanya saja  ada beberapa  hal dari system yang diterapkan di  Al-Mizan dan ini menjadi bagian dari dasar pemikiran yang sangat urgen dan prioritas dalam penerapan serta pelaksanaannya oleh seluruh subjek didiknya. Tentunya hal ini amat berbeda dengan lembaga pedidikan di luar pesantren baik negeri  maupun swasta, karena tanggung jawab subjek didik (para guru; asatidz) di Pondok Pesantren Al-Mizan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu selama objek didik (santri; talamidz) mengenyam pendidikan di alam pesantren, pun mereka wajib berdomisili di lungkungan pesantren (asrama) selama menempuh pendidikannya, maka selama itu pula para pendidik (para guru; asatidz) harus dapat melayani   dan memenuhi kebutuhan santri selama 24 jam dalam setiap harinya. Sedangkan di sekolah-sekolah pada umumnya para guru hanya bertanggung jawab selama  proses kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, itupun jika mereka ada di dalam kelas atau di lingkungan sekolah, adapun ketika peserta didik (murid) sedang di perjalanan baik sedang menuju sekolah maupun pulang dari sekolah, maka para guru sudah terlepas dari tanggungjawabnya terhadap peserta didik.  Maka tidak heran ketika terjadi  hal yang tidak diajarkan di dalam sekolah terjadi  di luar sekolah seperti  tawuran, terjerat miras dan narkoba, atau pergaulan bebas  yang kebablasan dan lain-lain yang meresahkan kedua orang tua bahkan masyarakat. Sedangkan di  pondok pesantren seluruh kegiatan peserta didik (santri) dalam bimbingan dan pengawasan para pendidik termasuk di dalamnya makan dan tidur. Perbedaan inilah yang mungkin menjadi daya tarik tersendiri bagi  lembaga pendidikan pesantren pada umumnya  dan Pondok Pesantren Modern Al-Mizan khususnya.

Apa bagian dari dasar pemikiran yang sangat urgen dan prioritas itu? Sebenarnya  bukanlah sesuatu yang asing dan tabu, karena hal ini  merupakan sesuatu yang mesti  adanya terutama pada lembaga-lembaga pendidikan pondok pesantren yang besar dan masyhur; begitupun dengan Al-Mizan sangat mengedepankannya;  yaitu disiplin. 

Disiplin merupakan bagian dari sistem pendidikan di Pondok Prsantren Modern Al-Mizan, dengannya setiap kegiatan tertata dan terlaksana sesuai dengan perencanaan secara berkesinambungan. Pada pelaksanaannya dibuat seperangkat peraturan yang telah dirumsukan melalui musyawarah Organisasi Santri Pondok Pesantren Modern Al-Mizan (OSPM) putra-putri  di bawah bimbingan para guru (Majelis Pengasuhan) dan musyawarah dewan guru. Adapun perumusan mengenai peraturan-peraturan tersebut dilakukan setiap tahun sekali dengan tiga tahapan sidang,; peleno, komisi dan paripurna, dan pelaksanaan perumusan tersebut biasanya setelah adanya pergantian pengurus OSPM dengan catatan tidak melakukan perubahan secara totalitas namun hanya menambahkan peraturan yang dapat diterapkan dan sesuai dengan alam pesantren, serta menghapus peraturan yang sudah tidak sesuai dengan alam pesantren. Maka dengan peraturan inilah seluruh santri melakukan aktivitasnya baik dalam kegiatan intrakulikuler maupun ekstra kulikuler. 

Sekalipun pengurus pondok menerapkan peraturan dan disiplin, bukan berarti seluruh kegiatan akan berjalan mulus, karena terkadang peraturan juga membuat peserta didik merasa jenuh, dan tidak sedikit anak didik yang merasa tidak nyaman sehingga ingin keluar dari pondok ini. Keadaan seperti ini tentunya membutuhkan perhatian kedua belah pihak yakni antara pihak pesantren dan pihak orang tua santri. Dari berbagai latar belakang santri dan karakternya yang berbeda-beda, maka akan nampak perilaku santri yang beragam pulan, dan ini bukan masalah ringan. Tetapi walaupun demikian, pondok harus tetap berupaya agar bisa menyatukan mereka dalam cara pandang,  gaya hidup dan tradisi dengan menanamkan sunnah-sunnah pondok yang tertuang dalam tata tertib dan peraturannya. Sehingga dengan demikian tak ada lagi perbedaan diantara mereka. Begitu juga tata tertib atau peraturan tersebut berlaku untuk semua santri tanpa harus memilah dan memilih, apakah santri itu dari keluarga menengah ke atas atau menengah ke bawah, kota atau desa , suku sunda atau suku jawa atau suku-suku yang lainnya, bahkan perbedaan partai dan golongannya. Di pondok ini semuanya sama denga tujuan yang sama, yaitu tolabul ‘imli limardhotillah. 

Maka seluruh elemen pondok baik santri, para guru bahkan juga orang tua/wali santri seyogyanya mengerti dan faham tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh pengurus pondok terhadap anak didiknya. Apalagi yang berhubungan dengan disiplin karena sudah bukan hal yang asing dan tabu, bilamana  ada disiplin dan peraturan pasti ada resiko yang harus dihadapi, taat akan peraturan-peraturan (disiplin) atau rela menerima sanksi akibat melanggar peraturan, dan perlu juga  disadari oleh semua pihak bahwa apa yang dilakukan oleh pengurus pondok terhadap anak didiknya semata-mata untuk perbaikan إِنْ اُرِيْدُ إِلاَّاِلإِصْلاَحَ مَااسْتَطَعْتُ. Memang disiplin itu tidak enak, lebih tidak enak lagi jika tidak disiplin”.

Yang tak kalah pentingnya dari yang sudah dikemukakan di atas yaitu adanya kurikulum. Kurikulum yang ada di pondok pesantren ini meliputi kurikulum  pada kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler, bahkan juga dapat dikatakan kurikulum 24 jam. Kenapa demikian? karena apa yang santri lihat, dengar dan rasakan selama berada di pondok adalah pendidikan. 

            Adapun kurikulum yang digunakan pada kegiatan intra kurikuler di pondok ini adalah kurikulum Departemen Agama dan kurikulum Pondok Modern Darussalam Gontor, sedangkan kurikulum pada kegiatan ekstra adalah kurikulum ramuan dari berbagai cabang kegiatan yang ada. Seperti olahraga, kesenian, ketrampilan, pramuka, latihan pidato tiga bahasa, jamiyyatul qurra dan lain-lain. Dari seluruh kurikulum yang ada di pondok ini tentunya tidak dapat diikuti oleh santri secara keseluruhan, terutama pada kurikulum ekstra, sedangkan pada kurikulum intra seluruh santri wajib mengikutinya. 

Dengan diterapkannya disiplin dan juga kurikulum baik intra maupun ekstra diharapkan Al-Mizan memberikan kontribusi yang positif terhadap agama, bangsa dan negaranya melaui  alumninya yang siap mengabdikan dirinya di berbagai bidang kehidupan sesuai dengan kemampuannya dengan berbekal ilmu, akhlak, iman dan takwa.

0 komentar: